Kata Leak sudah mendarah daging di benak masyarakat
hindu di Bali atau asal Bali yang tinggal di perantauan sebab kata-kata ini
sangat sering kita dengar dan membuat bulu kuuk merinding atau hanya sekedar ga
berani keluar malam gara-gara kata “leak” ini. Begitu juga keributan sering
terjadi antar tetangga gara-gara seorang nenek di sebelah rumah di tuduh bisa
ngeleak…ironisnya lagi yang menyebut si A atau B bisa ngeleak adalah sekelas
balian sonteng, dan sebangsanya. Bahkan bayi menangis tengah malam, yang
mungkin kedinginan atau perut kembung yang tidak di ketahui oleh ibunya, juga
tuduhannya pasti “amah leak” apalagi kalau yang bilang balian sakti, wah…pasti
tokcer..
Sedemikian parahkah, atau sangat saktikah leak tersebut, dan kalau saya tanya
kepada pembaca semua pernahkah melihat leak, atau paling tidak mayat
leak…paling yang ada mayat manusia… Apakah hal itu tidak lebih sebuah anggapan
yang perlu di telusuri kebenarannya, sebab arti kata leak itu sendiripun kita
jarang yang tahu… Asumsi kita tentang leak paling-paling rambut putih dan
panjang, gigi bertaring, mata melotot, dan identik dengan wajah seram.. Hal
inilah yang membuat kita semakin tajam mengkritik leak dengan segala sumpah
serapah, atau hanya sekedar berpaling muka bila ketemu dengan orang yang bisa ngeleak…
Leak merupakan suatu ilmu kuno yang diwariskan oleh leluhur Hindu di Bali.
Pada zaman sekarang ini orang bertanya-tanya apa betul leak itu ada?, apa betul
leak itu menyakiti?
Secara umum leak itu tidak menyakiti, leak itu proses ilmu yang cukup bagus
bagi yang berminat. Karena ilmu leak juga mempunyai etika-etika
tersendiri.
Tidak gampang mempelajari ilmu leak. Dibutuhkan kemampuan yang
prima untuk mempelajari ilmu leak.
Di masyarakat sering kali leak dicap menyakiti bahkan bisa membunuh manusia, padahal
tidak seperti itu. Ilmu leak juga sama dengan ilmu yang lainnya yang
terdapat dalam lontar-lontar kuno Bali.
Dulu ilmu leak tidak sembarangan orang mempelajari, karena ilmu leak merupakan
ilmu yang cukup rahasia sebagai pertahanan serangan dari musuh. Orang
Bali Kuno yang mempelajari ilmu ini adalah para petinggi-petinggi raja disertai
dengan bawahannya. Tujuannya untuk sebagai ilmu pertahanan dari musuh terutama
serangan dari luar. Orang-orang yang mempelajari ilmu ini memilih tempat yang
cukup rahasia, karena ilmu leak ini memang rahasia. Jadi tidak
sembarangan orang yang mempelajari.
Namun zaman telah berubah otomatis ilmu ini juga mengalami perubahan
sesuai dengan zamannya. Namun esensinya sama dalam penerapan. Yang jelas ilmu
leak tidak menyakiti. Yang menyakiti itu ilmu teluh atau nerangjana,
inilah ilmu yang bersifat negatif, khusus untuk menyakiti orang karena beberapa
hal seperti balas dendam, iri hati, ingin lebih unggul, ilmu inilah yang
disebut pengiwa.
Ilmu pengiwa inilah yang banyak berkembang di kalangan masyarakat seringkali
dicap sebagai ilmu leak.
Pada dasarnya ilmu leak adalah ilmu kerohanian yang bertujuan untuk mencari
pencerahan lewat aksara suci. Dalam aksara Bali tidak ada yang disebut dengan
leak, yang ada adalah ” LIYA, AK yang berarti lina aksara ( memasukkan dan
mengeluarkan kekuatan aksara dalam tubuh melalui tata cara tertentu). Kekuatan
aksara ini disebut panca gni aksara, siapapun manusia yang mempelajari
kerohanian merk apapun apabila mencapai puncaknya dia pasti akan mengeluarkan
cahaya ( aura). Cahaya ini bisa keluar melalui lima pintu indra tubuh ,
telinga, mata, mulut, ubun-ubun, serta kemaluan. Pada umumya cahaya itu keluar
lewat mata dan mulut, sehingga apabila kita melihat orang ngelekas di kuburan
atau tempat sepi, api seolah-olah membakar rambut orang tersebut.
Pada prinsipnya ilmu leak tidak mempelajari bagaimana cara menyakiti seseorang,
yang di pelajari adalah bagaimana dia mendapatkan sensasi ketika bermeditasi
dalam perenungan aksara tersebut. Ketika sensasi itu datang, maka orang itu
bisa jalan-jalan keluar tubuhnya melalui ngelekas atau ngerogo sukmo, kata
ngelekas artinya kontraksi batin agar badan astral kita bisa keluar, ini pula
alasannya orang ngeleak apabila sedang mempersiapkan puja batinnya di sebut
“angeregep pengelekasan”. Sampai di sini roh kita bisa jalan-jalan dalam bentuk
cahaya yang umum di sebut “ndihan” bola cahaya melesat dengan cepat. Ndihan ini
adalah bagian dari badan astral manusia, badan ini tidak dibatasi oleh ruang
dan waktu dan di sini pelaku bisa menikmati keindahan malam dalam dimensi batin
yang lain.
Jangan salah… dalam dunia pengeleakan ada kode etiknya, sebab tidak semua orang
bisa melihat ndihan, juga tidak sembarangan berani keluar dari tubuh kasar
kalau tidak ada kepentingan mendesak. Peraturan yanglain juga ada seperti tidak
boleh masuk atau dekat dengan orang mati, oang ngeleak hanya shopingnya di
kuburan ( pemuhunan) apabila ada mayat baru, anggota leak wajib datang ke
kuburan untuk memberikan doa agar rohnya mendapat tempat yang baik sesuai
karmanya, begini bunyi doanya leak memberikan berkat, “ong, gni brahma anglebur
panca maha butha, anglukat sarining merta, mulihankene kite ring betara guru,
tumitis kita dadi manusia mahutama, ong rang sah, prete namah..” sambil membawa
kelapa gading untuk dipercikkan sebagai tirta. Nah..di sinilah ada perbedaan
pandangan bagi orang awam dikatakan leak ke kuburan memakan mayat, atau
meningkatkan ilmu.
KENAPA HARUS DI KUBURAN…???
Paham leak adalah apapun status dirimu menjadi manusia, orang sakti,
sarjana, kaya, miskin, akan berakhir di kuburan. Tradisi sebagian orang di
India tidak ada tempat yang tersuci selain di kuburan, kenapa demikian di
tempat inilah para roh berkumpul dalam pergolakan spirit, bagi penganut tantric
bermeditasi di kuburan di sebut meditasi “KAVALIKA”. Di Bali kuburan dikatakan
keramat, karena sering muncul hal-hal yang meyeramkan, ini disebabkan karena
kita jarang membuka lontar “tatwaning ulun setra” sehingga kita tidak tahu
sebenarnya kuburan adalah tempat yang paling baik untuk bermeditasi dan
memberikan berkat doa. Sang Buda kecapi, Mpu kuturan, Gajah Mada, Diah Nateng
Dirah, Mpu Bradah, semua mendapat pencerahan di kuburan, di Jawa tradisi ini di
sebut ” TIRAKAT. Di Bali ada beberapa daerah yang terkesan lucu mengganggap
kuburan adalah tempat sebel, leteh, ketika ada orang meninggal, atau ngaben,
tidak boleh sembahhyang ke pura karena sebel, padahal.. kalau ngaben kita juga
mengahaturkan panca sembah kepada Hyang Widi di kuburan, lantas di mana letak
beda sebel Pura dan sebel kuburan bagi TUHAN ? itu hanya awig-awig
manusia. Leak juga mempunyai keterbatasan tergantung dari tingkatan rohani yang
dipelajari, ada tujuh tingkatan leak, leak barak (brahma) ini baru bisa
mengeluarkan cahaya merah api, leak bulan, leak pemamoran, leak bunga, leak
sari, leak cemeng rangdu, leak siwa klakah, leak siwa klakah inilah yang
tertinggi, sebab dari ke tujuh cakranya mengeluarkan cahaya yang sesuai dengan
kehendak batinnya. Setiap tingkat mempunyai kekuatan tertentu, di sinilah
penganut leak sering kecele, ketika emosinya labil ilmu tersebut bisa membabi
buta atau bumerang bagi dirinya sendiri. Hal inilah membuat rusaknya nama
perguruan, sama halnya seperti pistol salah pakai berbahaya. Makanya kestabilan
emosi sangat penting, dan di sini sang guru sangat ketat sekali dalam
memberikan pelajaran.
BEDA PENESTIAN, PENGIWA, DAN LEAK.
Selama ini leak dijadikan kambing hitam sebagai biang ketakutan serta
sumber penyakit, atau aji ugig bagi sebagian orang. Padahal ada aliran yang memang
spesial mempelajari ilmu hitam disebut “penestian” ilmu ini memang dirancang
bagaimana membikin celaka, sakit, dengan kekuatan batin hitam ini disebut ”
PENGERANCAB”. Adapun caranya adalah dengan memancing kesalahan orang lain
sehingga emosi, setelah emosi barulah dia bereaksi, jadi emosi dijadikan
pukulan balik bagi penestian. Dalam ajaran penestian menggunakan ajian-ajian
tertentu, seperti aji gni salembang, aji dungkul, aji sirep, aji penangkeb, aji
pengenduh, aji teluh teranjana, termasuk aji nomoto, he..he.. Aliran ini
disebut “pengiwa’ ( tangan kiri) kenapa tangan kiri, sebab setiap menarik
kekuatan selalu memasukan energy dari belahan badan kiri. Sedangkan ilmu leak
dari tangan kanan, makanya disebut penengen ( tangan kanan). Pengwia banyak menggunakan
rajah-rajah ( tulisan mistik) juga dia pintar membuat sakit dari jarak jauh,
dan dijamin tidak bisa dirontgen dan di lab, dan yang paling canggih adalah
cetik ( racun mistik). Dan aliran ini bertentangan dengan pengeleakan, apabila
perang beginilah bunyi mantranya, “ong siwa gandu angimpus leak, siwa sumedang
anundung leak, mapan aku mapawakan segara gni..bla..bla…”. Jadi kesimpulannya
adalah leak tidak perlu di takuti, tidak ada leak yang menyakiti, takutlah
terhadap pikiran picik, dengki, sombong, pada diri kita sebab itu sumber
pengiwa dalam tubuh kita. Bila tidak diantisipasi tekanan darah jadi naik, dan
penyakit tiga S akan kita dapat, Stres, Stroke, Setra. Pada hakekatnya tidak
ada ilmu putih dan hitam semua itu hati yang bicara, boleh jadi dasar ilmu yang
di anut hitam, namun digunakan untuk kebaikan, dan sangat tercela dasar ilmu
putih kita gunakan untuk kejahatan. Sama halnya seperti hipnotis, bagi
psikiater ilmu ini untuk penyembuhan, tapi bagi penjahat ilmu ini untuk
mengelabui serta menipu seseorang, tinggal kebijaksanaan kita yang berperan.
Pintar, sakti, penting namun..ada yang lebih penting adalah kebijaksanaan akan
membawa kita berpikir luas, dari pada mengumpat serta takut pada leak yang
belum tentu kita ketemu tiap hari.
Sebelum seorang belajar ilmu leak terlebih dahulu harus diketahui otonan orang
tersebut ( hari lahir versi Bali) hal ini sangat penting, karena kwalitas dari
ilmu yang dianut bisa di ketahui dari otonanya, satu contoh apabila murid
mempunyai otonan SUKRA PON MEDANGSIA berarti
dewanya adalah Brahma, otomatis karakter orang tersebut cendrung emosional
dalam hal apapun, dan digandrungi perempuan, nah..sang guru harus hati-hati
memberikan pelajaran ini kalau tidak murid akan celaka oleh ilmu tersebut.
Setelah diketahui barulah proses belajar di mulai, pertama-tama murid harus
mewinten Brahma widya, dalam bahasa lontar NGERANGSUKAN
KAWISESAN, dan hari baik pun tentunya dipilih oleh sang GURU.Tahap dasar
murid diperkenalkan dengan AKSARA WAYAH atau MODRE, dalam hal ini tidak bisa dieja aksara tersebut
BAKU !!! Selajutnya murid diRajah seluruh tubuh dari atas sampe bawah…oleh
sang guru, hal ini di lakukan di KUBURAN pada
saat kajeng kliwon enyitan.
SUMPAH LEAK…
Selesai dari proses ini barulah sang murid sah diajarkan oleh sang guru, ada 5
sumpah yang dilakukan di kuburan :
1. hormat dan taat dengan ajaran yang di berikan oleh guru,
2. Selalu melakukan ajapa-ajapa dan menyembah SIWA Dan DURGA dalam
bentuk ilmu kawisesan,
3. tidak boleh pamer kalau tidak kepepet, selalu menjalankan darma,
4. tidak boleh makan daging kaki empat, tidak boleh bersetubuh ( zina),
5. tidak boleh menyakiti atau dengan carapapun melalui ilmu yang kita
pelajari…
Mungkin karena peraturan no 4 ini sangat ditakuti akhirnya kebanyakan ilmu ini
di pelajari oleh perempuan, sebab perempuan lebih kuat menahan nafsu birahi
dari laki-laki. Di Bali yang namanya Rangda selalu indentik dengan wajah seram,
tapi di jawa di sebut RONDO berarti janda, inilah alasanya kenapa dahulu para
janda lebih menguasai ilmu pengeleakan ini dari pada laki-laki, dikarenakan
wanita lebih kuat nahan nafsu… Pada dasarnya kalau boleh saya katakan ilmu ini
berasal dari tanah Jawa, campuran aliran SIWA dan BUDHA, yang di sebut dengan
BAJRAYANA.
TINGKATAN PELAJARAN…
Tingkat satu kita diajari
bagaimana mengendalikan pernafasan, di bali dan bahasa lontar di sebut MEKEK ANGKIHAN, atau PRANAYAMA.
Tingkat dua kita diajarkan VISUALISASI,
dalam ajaran ini di sebut ” NINGGALIN SANGHYANG MENGET“
Tingkat tiga kita diajar bagaimana kita melindungi diri
dengan tingkah laku yang halus serta tanpa emosi dan dendam, di ajaran ini di
sebut “PENGRAKSA JIWA.
Tingkat empat kita di ajar kombinasi antara gerak pikiran
dengan gerak tubuh, dalam bahasa yoga di sebut MUDRA,
karena mudra ini berupa tarian jiwa akhirnya orang yang melihat atau yang
nonton di bilang ” NENGKLENG ( berdiri dengan
kaki satu ).
Mudra yang di pelajari persis seperti tarian siwa nata raja.
Tingkat lima barulah kita diajar MEDITASI,
dalam ajaran pengeleakan disebut ” NGEREGEP,
yaitu duduk bersila tangan disilangkan di depan dada sambil mengatur pernafasan
sehingga pikiran kita tenang…atau ngereh, dan ngelekas..
Tingakat enam kita di ajarkan bagaimana melepas roh ( MULIH SANGHYANG ATMA RING BAYU SANDA IDEP ) melalui
kekluatan pikiran dan batin dalam bahasa sekarang disebut LEVITASI, berada di luar badan. Pada saat levitasi
kita memang melihat badan kita terbujur kaku tanpa daya namun kesadaran kita
sudah pindah ke badan halus, dan di sinilah orang disebut berhasil dalam ilmu
leak tersebut, namun..ini cukup berbahaya kalau tidak waspada dan kuat iman
serta mental kita akan keliru, bahkan kita bisa tersesat di alam gaib. Makanya
kalau sampai tersesat dan lama bisa mati, ini disebut mati suri, maka begawadgita
benar sekali, ( apapun yang kamu ingat pada saat kematian ke sanalah kamu
sampai…dan apapun yang kamu pikirkan begitulah jadinya )
Tentu dalam pelajaran ini sudah pasti dibutuhkan ketekunan, puasa,
berbuat baik, sebab ilmu ini tidak akan berhasil bilamana dalam pikiran
menyimpan perasaan dendam, apalagi kita belajar ilmu ini untuk tujuan tidak
baik saya yakin tidak akan mencapai tujuannya. Kendati demikian godaan selalu
akan datang seperti, nafsu sek meningkat, ini alasanya kenapa tidak boleh makan
daging kaki empat, dan kita diajurkan tidur di atas jam 12 malam agar konisi
agak lemah sehingga nafsu sek berkurang..kata guru saya kalau ada orang
mempelajari leak tidur sore-sore disebut LEAK SANJE
didoktrin, padahal menurut saya agar kondisi agak lemah saja. Dan tengah malam
tepat jam 12 kita diwajibkan untuk meditasi sambil mencoba melepas roh, tapi di
ajurkan yang deket-deket dulu, jangan coba-coba shoping ke MONAS dari
BALI…he,he.. yach…paling-paling ke parit, sawah, atau ke sungai,..
Celakanya apabila kita melepas ROH pas lewat di rumah tetangga yang sedang
mempunyai BAYI otomatis bayi tersebut pasti terbangun dan menagis
teriak-teriak, hal ini disebabkan frekwensi bayi sama seperti kita. sebab bayi
masih peka banget. Bayi tersebut tidak takut cuma kaget aja ada SEPLETERAN yang lewat, kayak handphone adu signal n
blenggg…inilah yang dikatakan sama orang awam bahwa bayi itu di ” AMAH LEAK” padahal tidak. Maka dari itu dalam dunia
leak, ada aturan dilarang keras untuk lewat atau berada di keluraga yang
mempunyai bayi untuk melepas ROH..( ngelekas, ngereh, ).
Nah…bagi yang jahil kayak saya tidak tertutup kemungkinan melepas roh
dan mondar mandir di depan rumah orang yang punya bayi, ini yang sering terjadi
di BALI, sehingga leak namanya rusak banget dan dituduh “nyakitin”. Apalagi ada
orang sakit keras, kita iseng lewat atau sekedar jenguk melalui ROH sudah
dipastikan orang tersebut kaget dan bisa jadi denyut jantung berhenti, alhasil
MATI. inilah hal-hal yang oleh orang awam di katakan bahwa leak itu jahat…makanya
sang balian yang bijak akan memagari rumah orang sakit atau yang punya bayi itu
dengan aksara tertentu, yang artinya sebagai simbul PARA PENGANUT LEAK DILARANG
MASUK !!!
Apabila ini di langgar perang atara leak dan balian pun terjadi masalah kalah
dan menang tergantung sapa yang mumpuni, disini tidak lagi berbicara dari
fakultas mana, atau universitas mana tapi sudah PERANG…KAWISESAN>>>
Nah inilah yang sering terjadi di Bali yang di sebut dengan SIAT PETENG, pada umumnya dari pihak leak yang sering
kalah, sebab leak tidak mempelajari ilmu menyerang..namun ilmu bertahan,
sedangkan balian bisa saja ngiwa tengen, positif negatif..udah pasti dia yang
menang, nyakitin bisa, ngobati juga bisa, ini yang di sebut balian ngiwa
tengen…
Pada umumnya, penganut ilmu leak ( ngisinin jengah) ..terpacing emosi, inilah
kelemahanya apabila itu terjadi sudah dipastikan ilmu hitam yang menang sebab
emosi adalah makanan ilmu hitam… Kalau penganut ilmu leak memegang teguh
janjinya dia tidak akan berontak bilamana terpancing emosinya, malah dia
mendoakan dan memaafkan sudah pasti dia yang menang..sebab itulah dasar ilmu
leak tersebut, sabar dan darma untuk mencapai tujuan.
SANGKEPAN LEAK….
Kata ini juga sering kita denger sehingga timbul pertanyaan apakah LEAK ada rapatnya,
atau REUNI, serta bagi ibu-ibu ARISAN LEAK, TEMPEK INI, DAN ITU, he,he,hahhha..
Yang bener adalah dalam dunia leak sama seperti perkumpulan spiritual,
pada hari-hari tertentu pada umumnya KAJENG KLIWON,
kaum leak mengadakan puja bakti bersama memuja SIWA,
DURGA, BERAWI, biasanya di pura dalem atau di Kuburan, Prajapti..dalam
bentuk ENDIHAN, bukan kera, anjing, dan
lain-lain.
Saya tekankan lagi sekali ilmu leak bukan ilmu merubah wujud, jadi kalu ada
yang bilang melihat KERA, PITIK BENGIL dan
lain-lain itu yang melihat kena sihir, akibat biasa nonton PERCAYA GA PERCAYA, atau UJI
NYALI DUNIA LAIN... jadi kata sangkepan leak bisa dibenarkan
namun..sesungguhnya bukan rapat tapi puja bakti, hanya itu !!! dan hal ini
sekarang sudah langka baget..sebab para leak udah pindah ke kota semua
he..he..apalagi sekarang banyak LEAK MATAH…he,he,
berbuat jahat mengatasnamakan kebenaran tuk mencapai tujuan.
KEKUATAN LEAK TERLETAK PADA SIHIRNYA…
Cerita teman saya waktu dishoting oleh stasiun TV Saswta Jakarta , dan maaf
saya tidak sebutkan, sebagai uji coba bisa ga di shot oleh kamera. Lalu dia
suruh menatap matanya, dan baca mantra..abrakedabra…tiga kru TV lari..sambil
menjerit…katanya dia melihat teman saya kayak patung Rangda, yang kebetulan
sebelum shoting mereka diajak ke pasar SUKAWATI untuk liat-liat patung-patung
meyeramkan itu…he,he he..sedangkan ada lagi 3 orang yang imannya cukup bagus,
dia melihat biasa-biasa aja….
Makanya tidak gampang NGELEAKIN ORANG, apalagi
orang tersebut kuat iman, rajin meditasi, berdoa, sampe berbuih pun mulut kita
komat-kamit baca mantra, gak bisa bikin takut, paling-paling diledekin, kok
tidak berubah….he he he he..
Makanya cobalah SEMETON tanya dan kumpulkan 10
orang pernahkah mendengar leak..jawabnya PERNAHHHHHHH…pernahkah
melihat leak..TIDAKKKKKKKK…tidak setiap orang
mampu melihat leak dan tidak setiap leak berkuasa atas diri orang lain.
DASA AKSARA BUKAN DASAR ILMU LEAK…
Pernah mendengar dasa aksara atau yang umum di jabarkan sebagai berikut, SANG, BANG, TANG, ANG, ING, NANG, MANG, SING, WANG, YANG.
ilmu ini adalah dasar dari sepuluh prana atau DASA
BAYU.. dasa aksara ini mempunyai arti memuliakan dewa SIWA, seperti SAGORA, BAMADEWA,
TATPURUSHA..dan selanjutnya. Dasa aksara ini murni dibawa oleh aliran SIWA SHIDANTA dan bagian untuk mencapai pencerahan
batin melalui aksara tersebut, hasilnya hampir mirip sama-sama mengeluarkan
CAHAYA namun tidak spesifik..Sedangkan PANCA GNI
WIJAKSARA, sangat spesifik sekali, SAYANG…SEMETON..saya tidak berani
katakan sebab ini bagian dari sumpah para leak…untuk tidak mengatakan hal ini,
kecuali kalian mau belajar ngeleak…he,he…
Dasa aksara lebih banyak akan mengakses kedunia kerohanian bukan KEWISESAN (KEBIJAKSANAAN) …sehingga dasa akasara ini
akan mencapai puncaknya apabila seseorang memurnikan batinya melalui dasa yama
brata, dan ini murni ilmu kerohanian…
Jadi demikian kawan semua yang bisa saya sampaikan, mudah mudahan tulisan ini
menambah wawasan di bidang ilmu leak sehingga besok-besok kita tidak MILU_MILU TUWUNG mengatakan LEAK itu jahat..atau
tanpa tahu sebabnya kita getok KULKUL supaya banjar datang tuk menggerebeg
orang yang di katakan bisa NGELEAK. Seperti
kata semeton juga, YA SAKTI SANG SAJANA DARMA
RAKSAKA, orang yang bijaksana pasti berpegang teguh pada DARMA, dan
orang yang berpegang darma sudah pasti bijaksana.
Orang yang sakti belum tentu suci hatinya, namun
orang yang suci sudah pasti SAKTI tingkah lakunya, jaman sekarang
sulit membedakan mana yang benar dan mana yang tidak benar, kecuali bertanya
pada kedalaman hati kita masing-masing… sebuah lentera akan padam apinya,
apabila minyaknya mengering, namun jangan pernah padamkan api rohani n
kebersamaan melalui persahabatan…